Parkour, Ini Dia Ninja Jambi
Jambi Parkour Comunity (JPC) |
Ninja adalah
salah satu tokoh pahlawan Jepang, yang selalu menutup semua bagian tubuh
kecuali mata. Namun ternyata, ninja tidak hanya ada di Jepang. Di Indonesia
pun, khususnya Jambi, juga telah melahirkan sekelompok ninja.
Keahlian ninja
yang paling mencolok adalah keahliannya yang mampu berpindah tempat dengan
cepat. Kecepatannya pun seolah mengalahkan kecepatan kilat. Sehingga,
perpindahan ninja dari satu tempat ke tempat yang lain kerap tidak disadari
oleh orang di sekitarnya.
Berbeda dengan Jepang, tokoh pahlawan yang mampu bergerak cepat ini di Indonesia, dikenal dengan sebutan parkour. Parkour itu sendiri, merupakan salah satu seni gerak, yang bertujuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Febrian Tyo sedang melakukan arieal |
Komunitas parkour di Jambi adalah Jambi Parkour
Community (JPC). Tidak seperti ninja di Jepang, komunitas ini berpenampilan
layaknya orang biasa. Tidak mengenakan pakaian serba tertutup seperti Ninja
Jepang.
JPC mulai dibentuk pada tahun 2010 lalu. Tidak mudah untuk mendirikan komunitas ini. Berbagai celaan dilontarkan kepada komunitas ini, karena tergolong ekstrem dan berbahaya. Ini disampaikan Febrian Tyo, salah satu Pendiri JPC.
“Berbagai celaan telah dirasakan dalam perjalanan JPC. Karena, olahraga ini tergolong olahraga ekstrem yang beresiko cedera, patah tulang, bahkan kematian. Dari keluarga pun khususnya orangtua, banyak yang melarang untuk mengikuti ini,” ujar laki-laki yang biasa disapa Acok ini.
Meski tergolong baru, komunitas ini telah eksis di berbagai kegiatan. Tidak hanya eksis di Provinsi Jambi, komunitas ini juga kerap berpartisipasi dalam even-even nasional. Salah satunya adalah terpilihanya JPC, untuk mewakili Jambi dalam Event Thrillin Quest di Bali, pada tahun 2011 lalu.
“Beberapa prestasi telah didapatkan oleh JPC yaitu terpilihnya menjadi perwakilan Jambi pada event Thrillin Quest di Bali, pada tahun 2011 dan performance di Kejurda (Kejuaraan Daerah) Tebo Taekwondo di Tournament Bupati Cup 2013,” ujarnya.
Acok mengakui bahwa olahraga yang ditekuninya tersebut memang tergolong ekstrem. Namun ia sendiri mengaku tidak ingin menghentikan perjalanan komunitasnya, karena menurutnya, hadirnya komunitas tersebut justru memberikan efek positif terhadap pemuda.
“Olahraga ini juga agar muda-mudi terjauhkan dari pengaruh-pengaruh negative dari luar. Ya, harapan kami, mudah-mudahan peminat olahraga ini bertambah. Anggota kami juga bisa bertambah. Agar, tidak ada lagi yang melecehkan kami. Karena, komunitas ini positif kok,” ujarnya.
Reporter : Ridho Aulia Rachman
Foto : Dokumen/ Harian Jambi
Editor : Novriana Dewi
(Telah Terbit Di Harian Jambi pada 27 Desember 2013, Edisi Sore)
Posting Komentar untuk "Parkour, Ini Dia Ninja Jambi"