Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tari Jambi, Sebagai Warisan Kerajaan Melayu

Salah satu tarian tradisi kabupaten kerinci Provinsi Jambi


Tarian tradisi Jambi dikenal sebagai tarian penuh makna, yang mengutamakan sopan santun, etika dan seni. Tarian Jambi dalam hal ini, merupakan warisan dari Kerajaan Melayu, yang kerap digunakan sebagai ritual-ritual tertentu. Selanjutnya, beragam tarian Jambi juga kerap digunakan sebagai sarana hiburan bagi Kerajaan Melayu sebelumnya.

“Kesenian tari telah ada pada zaman Kerajaan Melayu dulu. Pada saat itu, tari digunakan di setiap acara kerajaan. Juga digunakan sebagai hiburan masyarakat atau pesta rakyat. Selain itu, tari juga digunakan dalam sebuah ritual oleh masyarakat tertentu,”  ungkap Meri Martias, Seniman Tari Jambi.


Melanjutkan hal tersebut, Sri Purnama Syam yang juga merupakan seniman tari Jambi mengatakan bahwa, seni tari Jambi memiliki ragam corak dan warna. Jenis tarian dalam hal ini, disesuaikan dengan kondisi daerah dan suku serta adat di kawasan tersebut.

“Seni tari daerah Jambi, bervariasi banyak ragam serta coraknya. Di setiap kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, mempunyai ciri tertentu. Ciri ini menyesuaikan dari kondisi daerah, suku maupun adat istiadat masyarakat itu sendiri,” ungkapnya.
 

Berikut Ragam Tarian Tradisi Jambi

Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962. Dan pada tahun 1976, tari sekapur sirih dilakukan modifikasi oleh Hendri BBA. Tari ini dikenal dengan tarian persembahan, dalam penyambutan tamu oleh pejabat daerah, yang dilakukan oleh remaja putri.

Dana Sarah
Tari Dana Sarah berasal dari Seberang Kota Jambi, yang dimodifikasi oleh Abdul Aziz pada tahun 1984. Tari ini digunakan untuk penyebaran agama Islam, yang dilakukan oleh remaja putra dan putri.

Serengkuh Dayung
Tari Serengkuh Dayung adalah tarian yang ada di Kota Jambi, yang dimodifikasi oleh Aini Rozak pada tahun 1990. Dan tarian ini hanya dilakukan oleh remaja putri.

­Inai
Tari Inai adalah tarian yang dikenal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Tarian ini dimodifikasi oleh M Arsyad pada tahun 1992. Tarian ini diperuntukkan kepada pengantin wanita yang memasang inai di malam hari, sebelum duduk di pelaminan. Dan tarian ini dilakukan oleh remaja putra dan putri.

Sumbun dan Zapin Rantau
Tari Sumbun dimodifikasi oleh Rukiah Efendi pada tahun 1989. Selain itu, juga ada yang disebut dengan tari Zapin Rantau yang dimodifikasi oleh Darwan Asri pada tahun 1986.

Putri Teluk, Cucok Ungko dan Tauh
Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo memiliki tarian yang disebut dengan Tari Putri Teluk Kembang, Tari Cucok Ungko dan Tari Tauh.

Kisan, Kromong dan Mengatur Berentak
Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Bangko dikenal dengan Tarian Kisan yang dimodifikasi oleh Daswar Edi pada tahun 1980. Kemudian Tari Kromong dan Tari Mengatur Berentak.

Mandi Taman, Rangguk dan Ranggak Ayak
Kabupaten Kerinci juga memiliki tari tradisional yang dikenal dengan Tari Mandi Taman yang dimodifikasi pada tahun 1979. Kemudian Tari Rangguk yang dimodifikasi oleh Iskandar Zakaria pada tahun 1977 dan Tari Ranggak Ayak yang dimodifikasi oleh Don Alwizar.

Tari Baselang
Kabupaten Muarojambi juga mempunyai identitas tarian yaitu Tari Baselang yang dimodifikasi oleh Darwan Asri pada tahun 1977.

Tari Piring Jambi
Kemudian Kabupaten Batanghari, yang dikenal dengan Tari Piring Jambi. Tarian ini diciptakan oleh Abdul Manan, pada tahun 1970. Kemudian dimodifikasi oleh Hendri.



Reporter: Andri Mustari
Foto: Dokumen/Harian Jambi
Editor:  Novriana Dewi
(Sumber: Terbit di Harian Jambi Pada 18 Januari 2014, Edisi Pagi) 




Posting Komentar untuk "Tari Jambi, Sebagai Warisan Kerajaan Melayu"