Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WPAP, Kreasi Pop Art Foto Asli Indonesia


Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP) adalah sebuah aliran Pop Art asli Indonesia. Dalam aliran ini, ilustrasi gambar wajah bukan lagi menggunakan 'tone kulit' melainkan warna-warna campuran yang mencolok dan khas. Sehingga, gambar yang dihasilkan pun lebih eksotis dan artistik.

WPAP Soekarno
Seni Pop Art foto merupakan salah satu teknik melukis potret, menggunakan teknik khusus. Yakni menggambarkan objeknya tidak menggunakan garis lengkung, tetapi dengan menggunakan garis lurus dan warna-warna gradasi. Dengan warna-warna solid yang bertabrakan dan tidak sesuai dengan warna asli objek. 

Hanya orang-orang tertentu, atau mereka yang kebetulan melihat potret aslinya saja yang mengenali siapa yang ada pada potret Pop Art. Karena, karya ini mempunyai banyak warna. Dan kecenderung foto yang manjadi titik utama dalam pembuatan Pop Art itulah yang menjadi ciri khas dan keunikan bagi para pecinta Pop Art.

“Pop Art ini pada dasarnya adalah aliran, yakni aliran dari seni yang warna-warnanya lebih nge-pop dan dominasinya adalah warna yang cerah seperti merah, kuning dan yang lainnya,” ujar Wanda, Pengurus WPAP Jambi.

Dengan adanya kumpulan berbagai warna dalam foto, itulah yang menjadi keunikan dari Pop Art tersebut. Selain itu, untuk garisnya pun harus lurus. Hal ini membuktikan bahwa Pop Art merupakan salah satu kreasi seni foto yang lebih modern. Oleh karena itu, tidak heran jika sampai saat ini pecinta dan yang mempunyai hobi olah foto semakin berminat dalam WPAP ini.

Seni foto dengan aliran Pop Art, yang dikenal dengan istilah Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP), sebagai seni foto asli Indonesia ini, memang memiliki kerumitan yang cukup sulit. Menurut Ahmad, Pencetus WPAP Jambi, tingkat kerumitan dalam Pop Art ini adalah menentukan warna.

Menurutnya, sudah sejak lama para pakar warna pendahulu kita yang terdahulu telah menggolongkan warna-warna menjadi beberapa golongan. Diantaranya adalah warna panas, sejuk dan dingin, atau terang, agak gelap dan gelap. Penafsiran kedudukan warna ini sebenarnya bisa lebih mudah bila dilakukan dengan mono colour. Karena tinggal kreatifitas untuk memainkan tinta atau shade dari hue yang tunggal.

“Namun, kalau untuk saat ini adanya perkembangan teknologi komputer membuat proses pembuatannya menjadi lebih mudah. Karena bisa mengoperasikan melalui software Photoshop, Adobe Illustrator, Freehand atau Coreldraw. Saya sendiri hanya memanfaatkan tool yang tersedia, Polygonal lasso atau Pen tool dan Paint Bucket yang ada,” ujar Ahmad.

Pada dasarnya untuk menentukan pewarnaan juga harus ditentukan sesuai dengan gambar dasar yang ada. Gambar dasar atau fotonya pun tidak hanya khusus foto wajah tetapi juga bisa dengan menggunakan gambara dasar pemandangan. Hanya saja prosesnya berbeda.

“Untuk proses pewarnaannya sendiri jika belum lihai bisa mencapai 2 jam dalam satu pop art, tetapi jika sudah ahli  hanya membutuhkan waktu 1 jam,” tambah Ahmad.





(Sumber: Harian Jambi 1 Februari 2014, edisi pagi)

2 komentar untuk "WPAP, Kreasi Pop Art Foto Asli Indonesia"