Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tugas Suci yang Mulia, Edisi Kongres


RIUH PESERTA: Aminuddin Ma'ruf sebagai ketua umum terpilih yang turun dari podium, pasca penghitungan suara. Beberapa di antara peserta kongres yang hadir, berusaha mengabadikannya melalui kamera ponsel dan lainnya.
Tepat 10 Juni 2014, riuh kemenangan terdengar jelas saat itu. Bahkan tak banyak di antara mereka yang meneteskan airmata haru dengan bangga. Ada yang mengekspresikan riangnya kemenangan, ada juga yang tetap terjaga atas perjuangan dan pengorbanan para sahabat atas pesta demokrasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun 2014 ini. Terlihat hampir semua berpelukan dengan menenteng wajah haru. Akhirnya semua selesai dengan lelah, namun lega.

Ribuan pasang mata pun berserak ria, berharap dapat merekam dan mengabadikan kejadian di setiap sudut secara alami. Keterbatasan panca indera untuk memenuhinya, menyimpan harap untuk dapatkan cerita dari pasang bola mata manusia lain.

Suasana begitu sangat tidak stabil. Sepasang telinga yang melekat di kanan dan kiri kepala harus bersiap menerima sambaran suara yang cenderung labil. Sesaat, salah satu ruang luas di Gedung Olahraga (GOR) Kota Jambi begitu hening saat presidium sidang bacakan satu per satu suara kandidat Calon Ketua Umum. Masing-masing nama kandidat, dicoretkan dalam kertas putih kecil yang digulung rapi oleh masing-masing penulisnya. Kertas itu bertuliskan nama calon Ketua Umum PMII yang dipilih oleh masing-masing cabang PMII se-Nusantara. Namun seperti yang dikatakan tadi karna labil, sewaktu-waktu suasana hening pun pecah dimangsa suppoter para kandidat.

KANDIDAT: Muamarullah (kiri), Miftahul Azis (tengah), Aminuddin Ma'ruf (Kiri), tiga Calon Ketua Umum PMII tengah bersenda gurau, di tengah berlangsungnya pemilihan.

Dari sembilan Bakal Calon (Balon) Ketua Umum PB PMII, hanya tiga calon yang memenuhi kriteria untuk lolos ke tahap Calon. Tiga nama tersebut yakni Muamarullah, Miftahul Azis dan terakhir, Aminuddin Ma’ruf. Tiga nama ini kemudian dipersilahkan duduk di sebuah tribun kecil tepat di belakang Presidium Sidang saat itu. Awalnya, mereka saling berdiam diri dan tidak saling melirik satu sama lain. Namun demi menutupi perselisihan, ketigaya pun sempat terlihat akrab dan tertawa bersama, seolah ingin menunjukkan bahwa persaingan tersebut adalah profesional dan cair.

Suara bising dan pekat pun tak mampu sembunyikan degup jantung seisi ruangan. Ekspresi wajah para kandidat dan seluruh kader, mampu meng-eksplore tanya yang sama bahwa “siapa yang akan memiliki suara terbanyak?”

Satu per satu lembaran kertas suara yang dibuka dan dibacakan, terasa begitu lambat dan penuh gelombang tanya. “Setelah ini, siapa yang akan menjadi pemenangnya?”

Satu suara dinyatakan hangus karna tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Enam puluh empat suara (64) diraih oleh Miftahul Azis, kemudian tujuh puluh empat (74) suara diperoleh Muamarullah. Dan sisanya, terdapat seratus dua (102) suara sah cabang yang diborong oleh Aminuddin Ma’ruf, rekomendasi Jakarta Timur.

Selamat datang pemimpin baru, bahwa bendera perisai berbintang sembilan dengan warna kebanggaan biru kuning, setelah ini berada di tangan Anda. Selamat menjalankan amanat, sebagai tugas suci yang mulia.



#Edisi kongres PMII 2014




Penulis            : Novriana Dewi
Fotografer      : Novriana Dewi


Posting Komentar untuk "Tugas Suci yang Mulia, Edisi Kongres"