Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mayoritas Anak Sulung Berkarakter Mandiri, Ini Penyebabnya

Mayoritas anak sulung biasanya memiliki karakter mandiri. Tidak suka bergantung dengan orang lain, berusaha menyelesaikan semua masalah sendiri, dan paling nggak suka ngerepotin orang lain. Kenapa?

Saya anak sulung, dan bukan berarti saya bilang saya mandiri. Hanya saja sebagai anak yang memiliki pengalaman sebagai anak sulung, saya mulai mempelajari kenapa mayoritas anak sulung berkepribadian mandiri. Menurut saya, cara orangtua mendidik, tanggungjawab dan tuntutan yang dibebankan kepada anak sulunglah yang perlahan-lahan membentuk kepribadian anak sulung menjadi cenderung lebih mandiri.

Waktu kecil, saya diberi tanggungjawab sama orangtua untuk ngajak main dan ngejagain adik. Kalau ada apa-apa sama adik, pasti saya yang dimarahin. Singkatnya, dari kecil anak sulung sudah dibebanin tanggungjawab yang besar dari berbagai hal, salah satu contohnya yang tadi itu. Faktor pertama inilah yang perlahan membentuk anak kecil menjadi sosok yang bertanggungjawab.

Faktor ke dua, sejak kecil anak sulung sulit menemukan tempat bercerita ketika dia memiliki masalah. Misalkan begini, seorang anak nggak mungkin nggak punya masalah di sekolah. Bisa aja punya masalah sama temennya, atau mungkin berbuat kesalahan sampai dikena marah oleh guru.

Anak-anak yang lain mungkin bisa berbagi cerita, berbagi kekesalan ataupun curhat dengan kakaknya. Nah, berbeda dengan anak sulung. Satu-satunya tempat yang dapat dijadikan tempat bercerita adalah orangtua. Tapi biasanya, anak justru enggan bercerita banyak tentang segala sesuatu kepada orangtua. Hasilnya, anak akan memendam dan menghadapi masalahnya sendiri.
 
Faktor ke tiga, kebanyakan anak sulung terbiasa melakukan banyak hal sendiri. Kedua orangtua pastinya memiliki kesibukan yang tidak bisa memberikan 100 persen perhatian untuk anaknya. Sebagai anak pertama yang tidak memiliki kakak yang dapat membantu orangtua memberikan perhatian kepadanya, anak pertama tak jarang terpaksa melakukan banyak hal sendiri.

Contohnya saat membuat PR sekolah, sebagai anak pertama dia biasanya terpaksa mengerjakan PR sendiri tanpa didampingi siapapun. Ini wajar, karena orangtua biasanya punya kesibukan masing-masing, sehingga hanya bisa memantau PR anaknya ketika belum dikerjakan dan setelah dikerjakan, dan tidak bisa menemani secara penuh.

Kesimpulannya, anak menjadi terbiasa mengerjakan semuanya sendiri. Berbeda dengan anak-anak lain yang memiliki kakak, yang bisa meminta bantuan kepada kakaknya saat membutukan bantuan. Sedangkan anak pertama, tidak punya tempat meminta bantuan kecuali orangtua.

Di sisi lain saat seorang anak memiliki adik, dia punya tanggungjawab khusus untuk menangani permasalahan-permasalahan adiknya. Saat seorang adik punya masalah, ke siapa lagi dia mengadu kalau bukan kepada kakaknya. Biasanya, kakak adalah orang pertama yang diminta bantuan oleh seorang adik ketika adik tertimpa masalah. Bukan hanya dituntut untuk menyelesaikan masalah sendiri, anak sulung juga dituntut untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang menimpa adiknya.

Tapi prinsipnya menurut saya, persoalan mandiri sangat bergantung pada didikan orangtua dan lingkungan. Nggak semua anak sulung punya kepribadian mandiri kayak yang saya jabarin di atas. Karena harus kita sadari, cara mendidik dan kondisi lingkungan setiap orang berbeda-beda. Sehingga hasil bentukan karakternya juga beda-beda. Riwayat hidup juga sangat berpengaruh pada pembentukan karakter.







Salam sharing,
Novriana Dewi



Klik juga:
Belajar Kepemimpinan dari Monkey D. Luffy


Posting Komentar untuk "Mayoritas Anak Sulung Berkarakter Mandiri, Ini Penyebabnya"