Trauma Ombak
Mungkin ini kali pertama aku kembali ke Pantai setelah
sempat tergulung ombak di Pantai Lapanca, Bali tahun lalu. Dan setelah aku
mencoba mendekati bibir pantai, melihat gulungan ombak yang kian ganas menyapu
pasir, aku semakin sadar bahwa rasa trauma ini belum hilang.
Semakin air laut mendekati kaki yang sengaja aku injakkan
pada bebatuan besar di Pantai Tegal Wangi, Bali ini, semakin keringat dingin
terasa perlahan mengalir. Aliran darah tak lagi terasa hangat di tengah terik
sinar matahari yang sebeneranya terpancar sangat cerah sore ini.
"Ombaknya terlalu besar," kataku pada seorang
teman yang bertanya kenapa ku terburu-buru kembali naik ke atas tebing.
Entah kenapa aku takut melihatnya. Melihat indahnya air biru
yang menari-nari mengikuti irama angin. Suaranya yang menggema, merdu, angin
semilir, aku takut, aku takut air laut ini menyapuku kembali.
"Hei berhati-hatilah, pekikku dalam hati melihat betapa
girangnya mereka bermain dengan air laut itu"
Aku takut mereka tersapu. Sama sepertiku yang pernah tergulung
ombak meski tak seberapa.
Aku melihatnya. Aku melihat mereka bermain akrab dengan
gulungan-gulungan ombak itu. Ah, aku ingin sekali bersaudara dengan air laut
seperti mereka. Tapi jangankan berpegangan erat, mengulurkan tangan untuk
berkenalan pun aku takut.
"Ternyata aku sepengecut ini," pikirku.
Aih aku baru ingat. Bulan lalu pun aku ke pantai. Tapi tak
pula kumerasa setakut ini melihat laut. Apa ombaknya terlalu kencang? Atau
karena ini laut Bali, laut yang pernah membuatku tergulung bersama
butiran-butiran pasir.
Laut yang telah membawa sepatuku pergi. Laut yang telah
menelan gadget baruku. Aihhh.. ombak itu telah memaksaku membeli gadget baru di
Bali saat itu juga.
"Bangkrut," gumalku.
"......."
"grgrgrgrgrgrrrkkk.. semoga trauma ini segera hilang."
Pantai Tegal Wangi di Kabupaten Badung, Bali. Pantai yang berada di kawasan Desa Adat Jimbaran ini kerap digunakan sebagai tempat upacara Melasti. |
Posting Komentar untuk "Trauma Ombak"