Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyapa Kadal Raksasa Terbesar Dunia di Pulau Komodo

Seekor anak komodo berkeliaran secara alami di bibir pantai Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (2/12/2022)/Akartunggang.com
 Beberapa waktu lalu saya berkesempatan berkunjung ke Pulau Komodo, salah satu destinasi wisata Indonesia yang sangat sulit ditempuh oleh para pelancong. Tak hanya lokasinya yang jauh dari berbagai sudut kota besar, untuk berkunjung ke Pulau Komodo juga membutuhkan biaya yang cukup besar karena harus menyewa kapal dari Labuan Bajo.

Jika ingin nekat datang ke pulau ini, saya sarankan untuk berlibur secara rombongan karena pastinya akan meringankan biaya sewa kapal.

Perjalanan dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pulau Komodo saya tempuh menggunakan kapal cepat selama kurang lebih 2 jam. Saat itu saya dan rombongan berangkat sekitar pukul 05.00 WITA. Pilihan untuk mengawali perjalanan dini hari sangat disarankan karena selain Pulau Komodo, terdapat destinasi wisata menarik lain yang wajib dikunjungi yang hanya bisa diakses menggunakan kapal seperti Pulau Padar, Pink Beach, dan sejumlah destinasi menarik lainnya.

Saat tiba di Pulau Komodo, pandangan saya otomatis terbelalak dengan hadirnya sosok komodo kecil di depan mata saya. Awalnya saya ketakutan, karena berdasarkan informasi awam yang saya ketahui, gigitan komodo sangat berbahaya karena bakteri/racun yang terkandung di liurnya dapat dengan mudah membunuh apapun yang dia mangsa. Karena meskipun tergolong kecil, komodo yang masih kategori anak-anak pun ukurannya sudah sangat besar melebihi ukuran biawak pada umumnya.

Saya kaget dengan hadirnya komodo yang seolah-olah telah bersahabat dengan warga sekitar. Meski seolah ramah, semua pengunjung pun tetap harus berhati-hati dan dilarang mendekati komodo-komodo ini. Meski demikian, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena di area Pulau Komodo ini telah banyak ranger (sebut saja pawang khusus komodo) yang selalu mengawasi dan berjaga-jaga untuk mengantisipasi terjadinya interaksi langsung antara komodo dan manusia.

Larangan Wanita Menstruasi?

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke Pulau yang menjadi salah satu habitat Komodo ini, terutama bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi. Bahkan, wanita yang tengah mengalami menstruasi hebat (intensitas darah yang dikeluarkan cukup banyak) disaranakan untuk lebih berhati-hati saat mengikuti perjalanan wisata ke Pulau ini, karena membahayakan keselamatan yang bersangkutan. Kalaupun benar-benar ingin memaksakan diri berkunjung ke Pulau ini, saran saya berterus teranglah dengan ranger setempat agar mendapatkan penjagaan yang lebih ketat. 

Menurut seorang warga yang menemani perjalanan saya ini, komodo memiliki kemampuan penciuman yang sangat hebat jauh melebihi indera penglihatan dan pendengaran yang mereka miliki. Mereka bahkan mampu mencium bau darah dengan jarak hingga 7 Kilometer. Saat mencium bau darah, insting komodo yang lapar akan menganggapnya sebagai mangsa makanan dan akan mengejarnya. Inilah mengapa, wanita yang sedang mengalami menstruasi harus lebih berhati-hati ketika datang ke pulau ini. 

Selain itu, pengunjung juga dilarang melakukan gerakan-gerakan yang dapat memprovokasi komodo. Misalnya dengan mengayun-ayunkan barang atau melempar barang/makanan. Di tempat ini, pengunjung juga dilarang memberikan makanan dalam bentuk apapun terhadap hewan-hewan yang ada di Pulau ini termasuk kepada Komodo.

Di bibir pantai Pulau Komodo atau tepat di depan kapal saya berlabuh, ada banyak penjual makanan dan oleh-oleh khas daerah setempat yang siap memanjakan mata dan dompet Anda. Menu yang paling banyak diminati wisatawan tentunya pop mie, mie rebus, dan kelapa muda. Saran saya Tanya dulu harganya sebelum berbelanja, karena untuk ukuran dompet saya, jajanan yang dijual di tempat ini cukup di atas harga normal. Tapi worth it sih untuk Pulau Komodo.

Perjalanan menyusuri Pulau Komodo tentu tak habis sampai di bibir pantai saja, Anda harus memasuki kawasan hutan untuk dapat bertemu dengan komodo yang lebih besar. Berdasarkan informasi dari ranger setempat, komodo yang berkeliaran di bibir pantai hanyalah komodo yang masih berukuran kecil, sementara komodo dewasa biasanya hanya berkeliaran di dalam hutan.

Untuk memasuki kawasan hutan, Anda harus ditemani ranger setempat untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Terdapat beberapa titik yang biasa dikunjungi wisatawan untuk dapat melihat secara langsung populasi komodo di kawasan ini.

Sebelum memasuki kawasan hutan, pastikan Anda tidak memiliki masalah dengan kaki, karena titik lokasi yang akan mempertemukan Anda dengan komodo ini cukup jauh.

Biasanya, ranger akan mengarahkan wisatawan menuju titik yang menjadi tempat berkumpul sejumlah komodo. Titik-titik ini ternyata memiliki sumber air yang biasa menjadi tempat minum sejumlah komodo. Semakin jauh titik yang Anda kunjungi, maka kesempatan untuk bertemu komodo berukuran lebih besar akan semakin tinggi.

 

Seorang ranger mengawasi komodo agar tidak membahayakan wisatawan di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur (2/12/2022)/Akartunggang.com

Ranger juga akan mengawasi dan mengarahkan wisatawan secara langsung yang ingin berfoto. Tentunya, ranger tidak akan mengizinkan wisatawan terlalu dekat dengan komodo karena sangat berbahaya.

Taman Nasional Komodo

Pulau Komodo adalah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara yang berada di sebelah timur Pulau Sumbawa dan dipisahkan oleh Selat Sape. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan Provinsi Nusa Tengara Barat.

Berdasarkan informasi pada laman resmi Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup (17/3/2022), Pulau Komodo merupakan salah satu dari tiga pulau besar yang menjadi bagian dari Taman Nasional Komodo selain Pulau Rinca dan Pulau Padar. Selain tiga pulau besar ini juga terdapat sejumlah pulau kecil lain yang menjadi bagian dari Taman Nasional Komodo seperti Pulau Gili Motang dan Pulau Nusa Kode.

Taman Nasional Komodo sendiri merupakan salah satu taman nasional tertua di Indonesia yang berdiri pada tanggal 6 Maret 1980. Taman Nasional Komodo memiliki luas wilayah total sebesar 173.000 Ha yang meliputi wilayah terestrial maupun perairan. Berdasarkan Data Taman Nasional Komodo tahun 2018, terdapat kurang lebih sebanyak 2.872 ekor biawak komodo yang hidup di dalam kawasan ini. Salah satu pulau yang paling banyak dihuni oleh komodo adalah Pulau yang saya kunjungi ini yakni Pulau Komodo.

Sementara komodo atau biawak komodo adalah jenis kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang mencapai 2-3 meter dan berat hingga 100 kilogram dalam kondisi perut kosong. Spesiesnya yang telah menyusut dan perlahan mengalami kepunahan menjadikan komodo ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi. Jadi jangan sekali-kali mengganggu komodo di kawasan ini jika tidak ingin berhadapan dengan permasalahan hukum.

 

***Akartunggang.com

 

 


1 komentar untuk "Menyapa Kadal Raksasa Terbesar Dunia di Pulau Komodo"